<$BlogRSDURL$>

Drs. Tatang Soemirat

Bandung / Warga Epistoholik Indonesia

Saturday, February 28, 2004

Selamat datang di situs blog saya
sebagai warga jaringan Epistoholik Indonesia,


Nama saya, Drs. Tatang Soemirat, dari Bandung. Lahir di Garut tahun 1957, dengan pendidikan terakhir merampungkan jenjang S-1 di IKIP Bandung Jurusan Civics Hukum. Tinggal di kawasan Sarijadi, Bandung.

Saya menyatakan salut dan menyambut gembira atas gagasan pembentukan wadah komunitas penulis surat pembaca dan secara pribadi, saya siap berpartisipasi dalam wadah ini.

Berikut adalah usulan dan harapan saya terhadap jaringan Epistoholik Indonesia :

(1) Mohon segera diwujudkan pertemuan pertama sebagai langkah awal dari sosialisasi maksud dan tujuan wadah ini, (2) Jaringan Epistoholik Indonesia menjadi media silaturahmi yang hakiki dalam menunjang terwujudnya Indonesia yang dinamis, kreatif dan harmonis sebagai bukti peranserta aktif mempertahankan NKRI, (3) Jaringan Epistoholik Indonesia menjadi suatu lembaga independen yang mampu berperanserta mencerdaskan kehidupan bangsa, dan (4) jaringan Epistoholik Indonesia suatu saat mempu memiliki lembaga pendidikan multiprogram dalam mendidik anak bangsa sehingga terwujud warga negara yang cerdas, santun dan bermartabat.

Bandung, 10 Februari 2004

Tatang Soemirat

-----------------------------------

Penataran Yang Pernah Diikuti
(1) Penataran Kepernimpinan Mahasiswa, (2) Penataran Pers Kampus dan Radio Pendidikan, (3) Penataran Retorika/Pidato, (4) Penataran Bahasa Indonesia untuk Penyiar dan Programmer Radio, (5) Penataran. Bahasa Sunda untuk Penyiaran dan Programmer Radio, (6) Penataran Programmer Radio Swasta Nasional Indonesia, (7) Penataran Jurnalistik Radio Swasta Nasional Indonesia, dan (8) Penataran Juru Kampanye Pemilihan Umum


Prestasi Yang Pernah Diraih

(1) Juara I Lornba Pidato Pemuda tingkat Kotamadya Bandung, (2) Juara I Lomba Acting Aneka Karakter Peran, (3) Juara I Lomba Mengajar tingkat Nasional di Lingkungan IKIP, (4) Juara I Lomba MC (Pembawa Acara) Jenis Acara Resmi dan Hiburan se﷓Jawa Barat dan DKI Jakarta, (5) Juara I Lomba Siaran Keluarga Berencana PRSSNI Jawa Barat, (6) Juara I Lomba Siaran Kesadaran Menabung PRSSSNI Jawa Barat, (7) Juara I Lomba Siaran Kesadaran Berasuransi PRSSNI Jawa Barat, (8) Juara I Lomba Siaran Kesehatan PRSSNI Jawa Barat, (9) Juara I Lomba Lomba Penyuluhan K﷓3 Berhiber Kota Bandung, (10) Juara I Lomba Lomba Mendogeng (Bercerita) Dinas Pariwisata, dan (11) Peserta Terbaik I Penataran Juru Kampanye Pemilihan Umum


Pengalaman Kerja

(1) Penyiar dan Reporter PT. Radio NBC (Nusantara) Garut, (2) Penyiar dan Manajer Off Air PT. Radio Ganesha, Bandung, (3) Penyiar dan Manajer Off Air PT. Radio Megantara (MGT) Bandung, (4) Penyiar Radio Paramuda Bandung, (5) Penyiar dan Programmer Radio Pendidikan IKIP Bandung, (6) Penyiar dan Programmer Radio Antassalarn Bandung, (7) Penyiar dan Programer Radio Litasari Bandung, (8) Penyiar dan Programmer Radio Citra Megaswara Bogor, (9) Penyiar dan Programmer Radio Dahlia Bandung, (11) Penyiar dan Pembaca Berita RRI Regional I Bandung, (12) Pembaca Berita dan Reporter LPS PRSSNI Jawa Barat, (12) MC Dinas Protokol Pemda Provinsi Jawa Barat., (13) MC untuk Acara Resmi﷓dan Hiburan Berbagai Acara, (14) Pengisi Vocal untuk Iklan Radio, (15) Penatar Bidang MC, Penyiar, Retorika dan Kepribadian di LPIP, LPL Arlinda Bandung, IRACOM, Institut Pariwisata Nusantara, Radio Ganesha, Daarut Tauhid dan di Divisi Pelatihan Telkorn Bandung, (16) Dosen Mata Kuliah Pancasila di Institut Pariwisata Nusantara, LPL Arlinda dan LPI Bandung, (1&) Guru Bidang Studi Sejarah dan PPKn di SMUN 15, SMUN 6 Bandung, SMU Indonesia Raya dan SMU Puragabaya, (18) Kepala Humas Yayasan Pendidikan Puragabaya Bandung, (19) . Nara Sumber berbagai Seminar, (20) Moderator Berbagai Acara Seminar/Dialog, (21). Penulis Buku Pendidikan, Komunikasi dan Popular, (22) Marketing Manajer Tabloid Warta Pesona, (23) Marketing Manajer Surat Kabar Mingguan Siliwangi Pos dan Indonesia﷓Indonesia, (24) Litbang PT. Media Ekatama Bandung, (25) Koordinator Bidang Pendidikan dan Media Massa Gelanggang Generasi Bandung dan, (26) .Manajer Program Bandung Film Television School

Pengalaman Organisasi

(1) Ketua Bidang Pendidikan Senat Mahasiswa FKIS IKIP Bandung (2) Ketua Himpunan Mahasiswa Civics Hukum IKIP Bandung, (3) Ketua Umum. Ikatan Mahasiswa IKIP Bandung Asal Garut, (4) Ketua Umum Himpunan Pencinta Lingkungan Hidup, Seni dan Olah Raga Mentari Club Bandung, (5) Ketua Umum Yayasan Pendidikan Islam Al﷓Yahya Singaparna Tasikmalaya, (6) Ketua Forum Pemerhati Materi Media Massa Nasional, (7) Wakil Ketua Asosiasi Rekanan Koperasi Indonesia (ARKINDO Kabupaten Garut), (8) Sekretaris Asosiasi Karyawan Pendidikan Swasta (ASOKADIKTA), (9) Wakil Ketua Forum Silaturahmi Antar Umat Beragama Bandung Barat, (10) Ketua II Gabungan Masyarakat Indonesia Jawa Barat, (11) Wakil Ketua Yayasan Kalimusada Bandung, (12) Ketua Umum Aneka Lomba "Lomba Membaca Berita, Membaca Saritilawah, MembacaDo'a, Nyanyi Karaoke, Pidato dan Peragaan Busana" Radio﷓radio : ﷓ Ganesha Bandung, Paksi Bandung, Antassalam Bandung, Megantara (MGT) Bandung, Litasari Bandung, RCM Bogor, Dahlia Bandung dan NBC Garut. (13) Ketua Panitia Sepeda Santai dan Sepeda Wisata Radio Litasari dan Radio Paksi Bandung (14) Ketua Panitia Lomba Lari Marathon Radio Ganesha dan Megantara Bandung, (15) Ketua Panitia Lomba Masak Mie Instan Radio Antassalam Bandung, (16) Ketua Panitia Lomba Cerdas Cermat Radio IKIP dan Ganesha Bandung, (17). Ketua Panitia Show Dangdut Spektakuler Radio Citra Megaswara Bogor, (18) Ketua Panitia Parade Musik Patriotisme se﷓Priangan Timur, (19) Ketua Koordinator Acara Gebyar Seni Budaya GARUT BERINTAN dalain HUT Kota Garut, (20). Delegasi Jawa Barat Munas PRSSNI, (21) Juru Kampanye Pemilihan Umurn, (22) Koordinator Acara Pembukaan HUT Kota Bandung, (23) Koordinator Acara Dialog Narkoba dan Kebebasan Seksual Surat Kabar Mingguan Siliwangi Pos, (24) Ketua Panitia Parade Seni Budaya Tionghoa﷓Sunda dan, (25) Ketua Panitia Dialog Kiat Kita Silaturahmi Warga Masyarakat Tionghoa﷓Sunda.

-----------------------------




11 TAHUN MENUNGGU HONOR MC DARI PEMPROV JABAR
Dimuat di harian Pikiran Rakyat (Bandung), 13 September 2003


CUKUP sering saya mendapat order membawakan acara. di lingkungan Gedung Sate (Pemprov Jabar), baik untuk acara yang sifatnya formal maupun acara hiburan. Sekira tahun 1993 atau akhir tahun 1992, saya dapat order pembawa acara untuk menyambut para pimpinan dinas Protokol Tingkat Provinsi dari seluruh Indonesia. Saat itu para pimpinan baru saja selesai bertugas dalam acara Jakarta Informal Meeting di Jakarta.

Setelah selesai acara, saya tidak diberi honor. Beberapa hari kemudian, salah seorang karyawan di bagian protokol yang sudah saya kenal dengan baik (kalau tidak salah namanya Ibu.D), mengatakan via telefon, bahwa semua honor dalam acara itu sudah diberikan. Karena saya merasa tidak menerima, saya datangi Gedung Sate. Namun lagi﷓lagi lbu D menyarankan saya agar jangan dulu menghubungi pimpinannya, yaitu Bpk. H. Erwin Anwar, S.H. atau Bpk. H. Arifin (saat itu bendahara protokol).

Dengan bahasa yang sejuk, kembali ibu D mau membantu saya untuk mempertemukan dengan Bpk. Erwin, tetapi wakturiya belum bisa ditentukan karena Pak Erwin masih sibuk. Sampai saat ini, pertemuan yang dijanjikan Ibu D tak kunjung terlaksana, apalagi honor saya entah di mana, dan siapa yang mengambilnya.

Sekarang saya baru sembuh dari penyakit yang sangat berat yaitu ginjal, asam, urat, pendarahan lambung, dan jantung, dan masih memerlukan biaya proses penyembuhan. Untuk itu, sudilah kiranya Bapak Danny Setiawan sebagai Gubernur Jabar yang baru mengambil langkah bijak. Sebelas tahun menunggu dan 11 tahun pula saya dianiaya Dinas Protokol. Pemprov Jabar.

Sim kuring sayogi diriungkeun sareng jajaran dinas protokol sapados henteu cangcaya. Upami Kang Erwin maos ieu serat, nyakitu deui Pak haji, tinangtos benduna. Margi anjeuna salaku pimpinan henteu uningaeun kana ieu permasalahan. Mung hanjakal arenjeuna parantos henteu di Gedung Sate deui.


Tatang Sumirat
Sarijadi Bandung 40151

Keterangan tambahan dari Tatang Sumirat :
Bapak H. Zaenal Arifin saat itu sebagai Ketua Harian Satuan Pelaksana Protokol Pemda Prov. Jabar, bukan sebagai bendahara protokol seperti termuat dalam harian Umum Pikiran Rakyat ini. Kesalahan pada Redaksi.


Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 19/2/2004

----------------------------------------------------


BANK BTN JL. JAWA BERBUAT DISKRIMINASI
Dimuat di harian Pikiran Rakyat (Bandung), 16 Agustus 2001


Redaksi PR Yth.
Sekitar awal Juli 2001, kami mengajukan kredit untuk salah satu program ke Bank Tabungan Negara(BTN) Jalan Jawa, Kota Bandung. Sebagai tamu di lingkungan BTN yang senantiasa mengindahkan tatakrama dan etiket, dengan tahapan komunikasi, akhimya kami diterima di bagian kredit BTN melalui Ibu Martha.

Pertentuan demi pertemuan kami lakukan dengan bagian kredit (lbu Martha), demikian pula penjelasan derni penjelasan yang sangat baik, tu tur kata yaog indah, bahasa yang sederhana serta mudah untuk dicerna kami peroleh dari Ibu Martha.

Setelah kami memperoleh aneka penjelasan dan diharuskan memenuhi persyaratan sesuai dengan aturan main di BTN tersebut, hanya selang beberapa. hari kami penuhi, semua persyaratan dan anjuran BTN termasuk harus memiliki tabungan Batara dengan nilai 2,8 juta rupiah.

Ringkas cerita, survey ke rumah sudah dilakukan oleh pihak BTN, sudah dilakukan oleh pihak BTN, demikian pula salah satu konsultan rekanan BTN Jl. Jawa sudah melakukan wawancara/dialog dengan kami. Informasi dari BTN, kami tinggal menunggu waktu pencairan yang jarak waktunya antara 3 minggu sampai 1 bulan (paling lambat).

Di saat menanti waktu pencairan, kami dikagetkan dengan kaget yang luar biasa. Bagai petir di siang bolong. Saat kami dipanggil ke Jalan Jawa yang menurut pikiran kami akan ada informasi hari H dan jam D pencairan, ternyata pikiran dan hati kami yang husnudzon (berprasangka baik) realita di lapangan berbeda.

Ibu Martha sebagai tenaga operasional di bagian kredit BTN Jalan Jawa memanggil kami untuk memberikan informasi bahwa permohonan memperoleh kredit ditolak, dengan alasan bahwa rumah kediaman kami tidak bisa dilalui dua mobil dari arah yang berbeda (tidak bisa dimasuki 2 mobil). Yang dijadikan rasa kaget, terutama aturan main harus masuk 2 mobil yang tidak tercantum dalam persyaratan kok tiba-tiba dimunculkan dan menggugurkan persyaratan lainnya yang sudah dipenuhi dengan lengkap.

Dari kasus ini, kami dapat menarik berbagai kesimpulan :

1. BTN sudah secara langsung membuat diskriminasi yang akan bermuara menjadi kecemburuan sosial serta memicu emosional.
2. BTN tidak menyadari bahwa kami sebagai pemilik dan penghuni Perumnas sudah secara langsung ikut membesarkan BTN.
3. Bank Tabungan Negara JI. Jawa tidak menclukung terwujudnya tujuan dan hakikat pembangunan nasional.
4. Kasus ini harus dibawa dalarn proses pembicaraan di multi lembaga dan multi media baik fingkat kota, provinsi maupun pusat seperti Lembaga DPRD kota. dan DPR, lembaga multi media (surat kabar, radio, televisi dan media masa lainnya).
5. Dampak dari kasus ini, jelas program kami, baik yang bersifat intern keluarga maupun yang lainnya jadi berantakan.

Perlu unsur pimpinan di BTN JI. Jawa ketahui, bahwa kami sudah menghubungi unsur legislatif dan eksekutif Kota Bandung.

Kami yakin, tidak ada masalah yang tidak bisa dituntaskan, segala problem pasti ada solusinya.

Akhirnya kepada pimpinan Redaksi PR kami haturkan terima kasih atas dimuatnya tulisan ini, semoga Harian Urnum Pikiran Rakyat semakin hari semakin hakiki baik arti, fungsi maupun makna bagi masyarakat, khususnya di Jawa Barat dalam rangka mewujdkan keharmonisan dan kedinamisan kehidupan ber.masyarakat, berbangsa dan bernegara.


Tatang S /Dais Arisandi
Sarijadi Bandung 40151


Diketik ulang oleh Bambang Haryanto, 20/2/2004

----------------------------------------------------


PEMILIHAN SISWA TELADAN KODYA BANDUNG AMBURADUL
Dimuat di harian Pikiran Rakyat (Bandung), 4 Juli 1991

Redaksi "PR" Yth.,

Dilandasi rasa memiliki dan tanggung jawab yang hakiki di dunia pendidikan izinkan saya menyampaikan rasa kecewa atas proses Pelaksanaan Pemilihan Siswa Teladan yang diselenggarakan Kandepdikbud Kotamadya Bandung tanggal 26 & 27 Juni 1991 dengan harapan akanmenjadi bahan Tepo Seliro bagi pihak penyelenggara.

Untuk itu rasa kecewa yang saya kemukakan ini ini tidak perlu sampai menyembunyikan identitas. Keterbukaan yang jujur dan hakiki harus kita punyai untuk melangkah lebih baik dan lebih pasti lagi.

Seperti biasanya, informasi dari Kandepdikbud Kotamadya melalui Kandepdikbud Kecamatan yang disampaikan ke tiap sekolah yang ada di wilayah Kotamadya Bandung selalu serba mendadak. Saya dan hampir 90 persen guru pembimbing dari masing-masing sekolah dan unsur Kandepdikbudcam sepakat memberikan penilaian bahwa koordinasi antara Kandep Kodya dengan kecamatan dan sekolah-sekolah kurang baik.

Selama 2 hari saya menghimpun informasi dari para pembimbing, baik tingkat SD, SMTP maupun SMTA dan termasuk beberapa orang dari Kandepdikbudcam, pengelolaan Tes Pemilihan Siswa Teladan Tingkat Kodya Bandung dikerjakan asal "Ada Saja".

Masalah koordinasi yang kurang baik ini sedikit menimbulkan kecurigaan sebagian peserta, sebab ada beberapa pembimbing yang memberikan informasi, mereka telah mempersiapkan lebih awal, karena selain adanya pemberitahuan yang sifatnya sefihak, juga tahu persis proses pelaksanaannya.

Barangkali bagi saya yang mendampingi peserta sangat beruntung mempunyai Kasi Binmudora Kecamatan yang terampil. Tapi beberapa kecamatan, banyak yang baru tahu persis 2 hari sebelum hari H tes dilangsungkan. Sehingga banyak guru﷓guru yang terpaksa mengejar siswa atau mengganti siswa sebagai pesertanya, karena yang mestinya dikirim sedang menikmati hari libur di luar kota.

Dari segi informasi yang jelas sangat mengecewakan sekolah-sekolah dan Kandepdikbudcam di wilayah Kotamadya Bandung datang lagi kecurangan Panitia. Kali ini menyangkut soal bidang studi yang diteskan kepada peserta. Sebagai contoh, Bidang Studi Matematika yang pada edaran pertama sampai pada jadwal akhir dari panitia tidak tercantum, tiba-tiba pada hari pelaksanaannya diteskan, sedangkan Bidang Studi PMP yang yang dijadwalkan, tiba﷓tiba dihilangkan. Secara spontan kami menanyakan kepada salah scorang panitia, tapi sangat disesalkan, jawabannya tidak "Mencerminkan Jawaban yang Bisa Dipertanggungjawabkan sebagai Insan yang berada di Lembaga Pendidikan".
Belum juga terobati dari kekecewaan di atas, pada hari terakhir di mana peserta memasuki tes materi pokok dan penunjang, panitia lagi﷓lagi bertingkah dengan "Keakuannya" yag sulit bisa diterima semua pihak. Pada materi penunjang dimana sebagian besar peserta membuat maket bangunan dll.,yang menurut panitia akan diawasi dan dinilai mulai dari awal sampai pada proses dan jadinya maket tersebut, ternyata ditinggalkan begitu saja, padahal mereka mengerjakannya hampir memakan waklu dua setengah jam.

Rasa kecewa ketiga belum juga sirna, datang lagi yang lain. Kali ini soal tes wawancara. Wawancara yang pada jadwal surat edaran berisi tentang Ketakwaan terhadap Tuhan YME, P﷓4, kepemimpinan, kebersihan, keindahan dan kesenian, ternyaa yang ditanyakan melulu soal kepariwisataan. Bisa diterima kalau soal kepariwisataan hanya sebagai variasi, tapi ini semua soal wawancara difokuskan pada kepariwisataan belaka. Jelas, bukan hanya siswa sebagai peserta vang dirugikan. Pihak sekolah dan Kandepdikbudcam pun merasa dikelabui, padahal ajang ini bukan ajang untuk memilih keteladanan dalam soal mengelabui, tapi memilih siswa teladan yang mampu memberikan jawaban bahwa di negara kita dunia pendidikannya tidak memble.

Saya yakin setiap pelaksanaan, secara hakikinya pihak jajaran teras Kandepdikbud Kotamadya Bandung tidak tahu persis, sebab bila mengetahui hal ini terjadi, mustahil dibiarkan saja.

Untuk itu saya yakin pula, setelah informasi ini dibaca semua pihak, khususnya jajaran teras di Kotamadya Bandung, untuk periode berikutnya akan ditata sebaik dan sebersih mungkin. Tapi bila tidak ada perhatian dari yang berwenang, bukan mustahil periode berikutnya partisipasi sekolah-sekolah sulit diharapkan.

Bila Kakandepdikbud Kotamadya ini berdialog langsung dengan para pembimbing dan para Kandepdikbudcam untuk mencari jalan keluar supaya masukan dari sekolah-sekolah dan para Kandepdikbudcam dapat didengar langsung, saya dan kawan-kawan pembimbing dengan segala senang hati menyambutnya.

Dan jangan lupa, biaya untuk mempersiapkan dan proses pengiriman peserta siswa teladan ini harus diperhatikan. Jangan sampai ada kesan, sekolah sudah banyak mengeluarkan biaya, tapi pada akhirnya pas masuk ke tingkat Kotamadya, ya bayar, ya capai, ya kecewa karena dikecewakan salah satu unsur yang tidak bertanggung jawab.

Kepada Kakandepdikbud Kotamadya saya ucapkan selamat mencari aspek yang tidak menunjang di pihak panitia dan kepada rekan-rekan pembimbing serta peserta, jangan putus asa.

Drs. Tatang Sumirat
Pembimbing peserta tes siswa teladan SMP dan SMA dari Kec. Sukajadi Bandung.


posted by bambang  # 5:17 AM

Archives

02/01/2004 - 03/01/2004  

This page is powered by Blogger. Isn't yours?